Jumat, 02 Desember 2022

Koneksi Antar Materi Modul 1.3

 Filosofi Pendidikan Menurut KHD

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu  hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Peran Pendidik diibaratkan seorang Petani atau Tukang Kebun yang tugasnya adalah merawat sesuai kebutuhan dari tanaman-tanamannya itu agar tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu saja beda jenis tanaman beda perlakuanya. Artinya bahwa kita seorang pendidik harus bisa melayani segala bentuk  kebutuhan metode belajar siswa yang berbeda-beda (berorientasi pada anak). Kita harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan ide, berfikir kreatif, mengembangkan bakat/minat siswa (merdeka belajar), tapi kebebasan itu bukan berarti kebebasan mutlak, perlu  tuntunan dan arahan dari guru supaya anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya bahwa setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya masing-masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat dasar tadi, yang bisa dilakukan adalah menunjukan dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat baiknya sehingga menutupi/mengaburkan sifat-sifat jeleknya. Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri. Dalam konteks pembelajaran Kalau sekarang ya kita harus bekali siswa dengan kecakapan Abad 21Budi pekerti juga harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan sebagai guru. Guru harus senantiasa memberikan teladan yang baik bagi siswa-siswanya dalam mengembangkan budi pekerti. Di Sekolah kita bisa tanamkan nilai-nilai budi pekerti/akhlak mulia pada anak melalui kegiatan pembiasaan.

NILAI DIRI DAN PERAN GURU PENGGERAK

Nilai diri yang diharapkan ada pada Guru Penggerak adalah Mandiri, Reflektif, Inovatif, Kolaboratif, dan Berpihak Pada Murid.

Sedangkan peran dari seorang guru penggerak adalah sebagai pemimpin perubahan baik di kelas, sekolah, atau komunitas lainnya yang berhubungan. Mampu menggerakan orang lain.

 VISI GURU PENGGERAK

Visi adalah tujuan, harapan atau cita-cita yang ingin dicapai. Seorang guru penggerak harus bisa merumuskan dan membuat VISI yang berpihak pada murid untuk mewujudkan murid merdeka, lingkungan yang aman dan nyaman untuk muridnya di sekolah. Seorang guru penggerak harus bisa melibatkan semua warga sekolah dan pemangku kepentingan dalam menyusun visinya serta melaksanakannya secara bersama-sama. Kemudian melakukan evaluasi bersama juga.

Sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara hendaknya kita dalam membuat visi berpijak pada kekuatan dan hal-hal positif yang ada pada anak sesuai kodrat alam dan zamannya. Juga sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. Salah satu hal mendasar dalam sebuah visi adalah perubahan.

Salah satu pendekatan untuk melakukan perubahan bisa kita capai menggunakan paradigma Inkuiri Apresiatif (IA). IA dikenal sebagai model manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. IA pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider.

5 Tahapan Inkuri Apresiatif kita kenal dengan sebutan BAGJA, BAGJA adalah akronim dari Buat Pertanyaan Utama (Define), Ambil Pelajaran (Discover), Gali Mimpi (Dream), Jabarkan Rencana (Design), dan Atur Eksekusi (Deliver).


Visi saya adalah : Terwujudnya Generasi yang Berahlak Mulia dan Berprestasi Optimal.