Senin, 17 Maret 2025

Membangun Sinergitas Untuk Pendidikan Berkualitas

Membangun Sinergitas Untuk Pendidikan Berkualitas

Oleh : Moh. Dasuki, SN




 Anak merupakan anugerah dan amanah dari Allah SWT yang harus disyukuri, dijaga, dibina, dan diurus secara seksama serta sempurna. Semua orang tua, apapun profesinya pasti menginginkan anaknya kelak menjadi generasi insan kamil, berguna bagi agama, bangsa dan negara. Secara khusus agar sang anak dapat menjadi penyejuk mata, pelipur lara orang tua dan menjadi kebanggaan ayah dan bunda serta keluarga dalam bingkai keshalehan yang dimiliki sang anak.

Semua pengharapan positif pada anak tersebut tidaklah dapat terpenuhi tanpa adanya usaha maksimal dari orang tua, berupa bimbingan yang memadai, selaras, dan seimbang dengan tuntunan dan kebutuhan fitrah manusia secara kodrati. Oleh karena itu, Orang tua dan keluarga mempunyai peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Karena keluarga merupakan pondasi petama dalam pembinaan dan pertumbuhan anak.

Untuk membimbing dan membina pertumbuhan anak, maka seyogyanya sang anak dibekali dengan pendidikan. Dalam rangka memberikan pendidikan pada anak, orang tua memasukkan anak ke sekolah atau pesantren untuk dididik dan dibina agar mendapatkan pendidikan dan pengalaman sebagai bekal dalam hidupnya. Dalam pendidikan sekolah sang anak telah diperkenalkan dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan keterampilan.

Saat sang anak mengenyam pendidikan sekolah, bukan berarti tugas mendidik dari orang tua telah berpindah tangan pada guru yang ada disekolah, tidak!. Hakikatnya tetap tanggung jawab dari orang tua. Sekolah hanya membantu orang tua. Disamping karena kewajiban sebagai warga Negara untuk memperoleh pendidikan yang baik, juga karena orang tua tidak bisa all out mendidik anak, disebabkan orang tua harus bekerja untuk membiayai keluarganya dan juga karena adanya kesibukan lain. Namun, sesibuk apapun orang tua tetap harus menjalin komunikasi dan memberikan perhatian pada anak.

Saat anak mengenyam pendidikan di sekolah hendaknya orang tua dan sekolah bisa membangun sinergi, bekerja sama untuk kualitas pendidikan anak. Contoh kecil saja misalnya, ketika di sekolah mendorong anak untuk melaksanakan shalat lengkap lima kali sehari semalam bagi anak yang muslim, lantas ketika di rumah sang anak dibiarkan saja. Ketika sudah tiba waktu shalat orang tuanya tidak mengingatkan dan memerintahkan anaknya untuk shalat, hingga habis waktu shalat misalkan, sang anak tetap saja tidak shalat. Maka program baik dari  sekolah itu sudah tidak bisa berjalan, pembinaan pendidikanpun pada anak sudah gagal.

Pembinaan moral dan pemahaman pelajaran harus selalu mendapat perhatian dan dukungan dari orang tua di rumah, sebagus apapun pembinaan pendidikan yang dijalankan sekolah jika pengawasan oleh keluarga dirumah tidak ada dan dibiarkan, maka pembinaan pendidikan itu bisa dipastikan tidak akan berjalan dengan baik. Dengan kata lain, Jika hanya sekolah yang semangat dalam membina anak, tanpa ada dukungan dari orang tuanya dirumah maka akan sangat sulit pembinaan pendidikan itu bisa berhasil.

Demikian halnya dengan sekolah, jangan tutup mata terhadap persoalan yang terjadi pada anak, termasuk persoalan yang terjadi di rumah. Jangan serta merta hanya menyalahkan anak ketika mendapati perilaku anak yang menyimpang, tanpa melihat persoalan lain yang dialami anak, utamanya masalah di rumah. Sebab banyak kebiasan anak yang terjadi di sekolah itu ada kaitannya dengan kebiasaan yang ada dirumah.

Sehingga sangat perlu guru untuk melakukan home visit ke rumah peserta didik. Selain menjalin silaturrrahim dengan wali murid juga untuk mengorek informasi terkait ananda. Informasi yang diperoleh dari rumah sangat mutlak diperlukan oleh pihak sekolah untuk perkembangan anak, termasuk mencari solusi jitu pada persolan yang menimpa anak.

Jika home visit terasa berat, maka sekarang sudah banyak sarana komonikasi yang bisa dipergunakan untuk mengabarkan dan menanyakan kondisi anak ketika di rumah, ataupun sebaliknya ketika berada di sekolah. Sehingga antara  guru dan wali murid terus terjalin komunikasi yang intens untuk kualitas pendidikan anak.

Terkait dengan hubungan antara sekolah/guru dengan orang tua siswa telah tertuang dalam kode etik guru, pada pasal 6 nomor 2 butir a disebutkan bahwa “Guru berusaha membina hubungan kerja sama yang efektif dan efisien dengan orang tua/wali siswa dalam melaksanakan proses pendidikan”.

Sedandainya anak itu ibarat benda berat yang harus dipikul, maka antara pemikul beban; guru dan orang tua haruslah kompak bersatu padu agar beban itu menjadi ringan. Oleh karena itu, antara sekolah dan keluarga/orang tua harus bisa membangun sinergi dan bersatu padu untuk memberikan pendidikan dan pembinaan pada anak. Jadi, tidak seharusnya semua persoalan anak dipasrahkan pada sekolah saja atau sebaliknya, tanpa ada support yang bersinergi dari kedua belah pihak, keluarga dan sekolah. Jika salah satunya ada yang timpang maka pembinaan moral dan cita-cita dari pendidikan akan sulit tercapai.

 

* Tulisan ini sudah dimuat di Jawa Pos, Radar Madura